Halo sahabat Sapata Indonesia, mungkin dari kalian sudah tau bukan terminal lawas dan melegenda yang ada di kota Pematangsiantar, benar sekali terminal parluasan. Mungkin dari kalian banyak yang memiliki pengalaman senang atau sedih saat sedang berada di terminal ini, termasuk admin juga loh. Terminal Parluasan berokasi di belakang Pasar Parluasan, Jalan Sisimangaraja Kota Pematangsiantar. Baik, saat ini Sapata Indonesia akan memberikan 6 fakta tentang Terminal Parluasan yang mungkin sudah banyak orang lain tau termasuk anda. 


1. Dahulu bernama Terminal Sukadame

Sebelum bernama Terminal Parluasan seperti yang terkenal sekarang, ternyata terminal ini awalnya bernama Terminal Sukadame loh. Sejak awal tahun 70-an, saat dipimpin walikota Bapak Laurimba Saragih, beliau menginstruksikan agar Kota Pematangsiantar memiliki tempat berkumpulnya bus-bus dan kendaraan yang mengangkut dan menurunkan penumpang di satu tempat yang luas dan strategis. Lalu dibangunlah terminal sekarang didaerah rawa-rawa daerah kelurahan Sukadame dan berganti nama menjadi Terminal Parluasan dikarenakan berdekatan dengan Pasar Parluasan hingga sekarang berkembang dan kita sebut Terminal Parluasan.

2. Terminal paling strategis 

Melihat lokasi terminal ini, memang sudah layak menjadi terminal pusat yang ada di kota Pematangsiantar. Berada di perlintasan jalur jalan lintas Sumatera membuat terminal ini selalu disinggahi para pengujung jika ingin bepergian dari Kota Medan menuju daerah Danau Toba dan sebaliknya. Bahkan sampai strategisnya terminal ini, beberapa tahun lalu pemerintah Kota Pematangsiantar sudah sempat memindahkan terminal ke Tanjung Pinggir dan hasilnya sia-sia. Menurut para pengemudi bus dan pengunjung Terminal Parluasan sudah cocok untuk terminal kota dan tidak perlu diganti.


3. Terminal Lawas dan Melegenda

Siapa yang tidak tahu tentang sejarah Terminal Parluasan. Sejak tahun 70-an, terminal ini menjadi tempat persinggahan bus antar daerah, kota maupun provinsi. Bahkan, sejak dahulu sudah banyak bus-bus yang memiliki loket disini, sebut saja Bus Lorena, Garuda, Sejahtera, Intra, PMS, PMH dan masih banyak lagi. Hingga banyak orang yang mengatakan bila berkunjung ke Kota Pematangsiantar pasti harus dari Terminal Parluasan.

4. Bukan Terminal Pertama

Perlu kalian ketahu, ternyata Terminal Parluasan bukan terminal pertama di Kota Pematangsiantar loh. Sebelumnya masa itu sudah ada 2 terminal di kota,  yakni Terminal Pantoan yang saat ini menjadi lokasi Ramayana dan menjadi terminal bus yang datang dari arah Tanah Jawa dan Asahan dan Terminal di Jalan Patuan Nagari yang menampung angkutan umum yang datang dari arah Medan dan Tapanuli.  Namun pemerintah kota menilai keberadaan dua terminal tidak efektif lagi dan harus dicarikan sebuah lokasi yang strategis. Lalu dibangunlah Terminal Parluasan atau Sukadame.

5. Terminal Rawan Copet dan Premanisme 

Sejak dulu Terminal Parluasan sudah memberikan kenangan sedih bagi banyak orang. Tidak hanya bagi penumpang yang ingin berangkat, juga penumpang yang datang. Kenangan sedih ini banyak dirasakan seperti pernah terkena copet, dipalak preman, hingga barang bawan hilang tidak tahu kemana. Kejamnya Terminal Perluasan bahkan tidak hanya terkenal di Kota Pematangsiantar saja. Bahkan banyak orang dari luar daerah juga sering merasakan pahitnya kehilangan barang di terminal ini. Bahkan, tak jarang warga yang hendak bepergian melalui terminal itu harus menangis karena seluruh uangnya hilang diambil copet. Tidak hanya itu, bahkan preman-preman besar juga katanya berasal dari Terminal Parluasan loh gengs. 

6. Berubah Menjadi Terminal Agribisnis

Setelah dipindahkannya terminal ke Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Oleh Walikota Siantar RE Siahaan, eks Terminal Sukadame kemudian dijadikan sebagai terminal AgriBisnis  yang menampung hasil pertanian dari daerah sekitar. Transaksi perdagangan di tempat ini biasanya dilakukan pada malam hari. Untuk menunjang aktivitas perdagangan malam hari, Pemerintah Kota Siantar membangun lampu jalan untuk menerangi seluruh area terminal. Pada siang hari, eks terminal ini masih disibukkan oleh aktivitas awak bus yang enggan pindah ke Terminal Tanjung Pinggir. Sayangnya, karena lapak-lapak pedagang yang berada di sekeliling terminal tak terurus menyebabkan kondisi terminal menjadi kumuh.